Friday 22 March 2013

PENENTUAN KADAR SOLANIN PADA KENTANG (Solanum tuberosum L)

Hampir semua orang, baik di pedesaan maupun di perkotaan tahu dan mengenal “kentang”. Bukan hanya sekedar diketahui dan dikenal, kentang digemari oleh hampir semua orang karena rasanya yang enak. Selain itu, kentang yang mempunyai bentuk yang sederhana dapat diolah menjadi bermacam- macam sayuran dan berbagai macam makanan kecil yang dapat dikonsumsi oleh siapa saja.
Walupun bentuknya sederhana tetapi di dalam kentang terdapat komponen gizi seperti kalori, karbohidrat, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi dan berbagai vitamin yang sangat diperlukan tubuh. Komponen gizi tersebut menjadikan kentang sebagai makanan yang dapat menetralisir asam urat, mengobati penyakit ginjal, jantung dan dapat mengurangi lendir pada tenggorokkan dan hidung.
Bahkan di negara Prancis, Belanda dan beberapa negara lain, kentang dijadikan sebagai makanan pokok. Di Indonesia, kentang biasanya digunakan sebagai pengganti nasi terutama untuk penderita diabetes.
Banyak manfaat yang diperoleh dengan mengkonsumsi kentang akan tetapi dibalik keuntungan tersebut, kentang memiliki kelemahan karena adanya kandungan solanin dalam kentang. Solanin termasuk dalam golongan alkaloid yang sesungguhnya. Alkaloid sesungguhnya bersifat racun dan menunjukkan aktivitas fisiologi yang luas dan bersifat basa karena adanya nitrogen. Dengan demikian solanin dapat bersifat racun. Tetapi sifat racunnya relatif rendah jika berada dalam jumlah sedikit dan sifat racunnya tinggi jika berada dalam jumlah yang banyak artinya jika semakin banyak kentang yang kita konsumsi berarti kandungan solanin yang ikut masuk ke tubuh kita makin banyak dan itu berarti dapat meracuni tubuh. Itulah sebabnya mengapa ketika kita mengkonsumsi kentang dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan mual, muntah dan diare.
Solanin dengan konsentrasi tinggi (jumlah yang banyak ) banyak ditemukan pada umbi kentang yang berwarna hijau yang tumbuh dekat permukaan tanah. Konsentrasi solanin pada kentang yang masih mentah dapat diturunkan dengan cara menyimpannya di tempat yang dingin dan lembab. Karena adanya solanin inilah maka kentang yang berwarna hijau terasa pahit. Walaupun jarang , tetapi kematian kerena mengkonsumsi kentang dapat terjadi terutama pada ternak.
Untuk menghindari bahaya racun dan kematian akibat solanin dari kentang maka sebaiknya kita tidak mengkonsumsi kentang dalam jumlah berlebih dan menghindari mengkonsumsi kentang yang berwarna hijau. Selain itu, cara pemisahan dan penentuan kadar solanin dalam kentang penting untuk diketahui dan dipelajari.
Kentang (Solanum tuberosum L) merupakan tanaman yang berasal dari batang yang mengalami metamorfosis menjadi umbi. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1995) dalam bukunya yang berjudul “Sayuran Dunia I”, pembentukan umbi kentang diawali dengan terhentinya perpanjangan stolon dan terjadinya penumpukan pati. (Asri W. Setiaji. 2002)
Adanya cahaya matahari dapat menyebabkan kentang berwarna hijau karena terbentuknya klorofil dan atau solanin. Solanin atau sering disebut glikolisa steroid adalah alkaloid utama dalam kentang. (Anwar, dkk. 1994). Solanin merupakan senyawa kimia yang termasuk dalam golongan alkaloid yang sesungguhnya sehingga senyawa alkaloid solanin ini rasanya pahit dan bersifat racun dan dapat menyebabkan kanker.
Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam bagian tumbuhan seperti akar, batang, daun, biji, kayu maupun umbi tumbuhan seperti halnya senyawa alkaloid solanin terdapat pada umbi kentang terutama yang tumbuh dekat permukaan tanah. Senyawa alkaloid yang terkandung dalam tumbuhan dapat dipndang sebagai hasil metabolisme dari tumbuhan tersebut dn dapat digunakan sebagai cadangan untuk biosintesis protein. (Anwar, dkk.1994).
Sifat racun senyawa solanin dalam kentang dapat ditekan dengan cara penyimpanan di tempat yang dingin dan lembab dan juga dengan cara pengupasan. Dengan pengupasan memang dapat mengurangi sebagian besar kadar solanin tetapi tidak seluruhnya sehingga tentu saja senyawa solanin masih tetap terdapat dalam kentang.Sifat racunnya relaitif rendah tetapi solanin berada dalam konsentrasi tinggi pada kentang yang berwarna kehijauan merupakan racun yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian (Anwar, dkk. 1994).
Hampir semua senyawa alkaloid termasuk solanin bersifat basa dan berbentuk kristal maupun cairan yang tak berwarna . karena sifat kebasahannya itulah maka senyawa tersebut mudah terdekomposisi oleh adanya panas dan oksigen sehingga senyawa alkaoid solanin yang bersifat racun dapat dipisahkan dari kentang. Solanin mudah dipisahkan dari tunas, umbi atau bunga kentang karena pada bagian itu mengandung alkaloid solanin dengan konsentrasi tinggi. Pada tunas terkandung sekitar 0,04 % solanin dari bobot segar sedangkan pada umbi, kandungan solanin sekitar 0,001 %.
Seperti halnya senyawa alkaloid lain, isolasi solanin dari kentang terlebih dahulu dilakukan dengan ekstraksi selanjutnya pemisahan dan pemurnian dilakukan dengan menggunakan metoda kromatografi. Untuk solanin, pemisahan dan pemurnian dapat dilakukan dengan metode kromatografi Lapis Tipis (KLT). Harga Rf (x 100) solanin dalam kentang yang diperoleh dengan cara KLT adalah 52 dan tidak tampak jika berada di bawah sinar matahari.


solanin






Alat- alat yang digunakan :
- Beaker 200 ml, 600 ml - Oven
- Pengaduk kaca - Timbangan analitik
- Corong kaca - Sentrifuge
- Pipet tetes - Gelas arloji
- Pipa kapiler - Chamber


Bahan- bahan yang digunakan :
- Umbi kentang 50 gr - Asam asetat 5 % 100 ml
- Amonium pekat - NH4 OH 1 %
- Metanol - KLT 2 x 9 cm
- Kristal iod - Kertas saring
- Indikator universal
- Eluen (as.asetat- etanol dengan perbandingan 1: 3)


Pertama- tama, dilakukan pemilihan kentang yang kondisinya baik, kentang dicuci bersih, ditiriskan. Kemudian dikupas dan diparut. Isolasi solanin dari umbi kentang dan penentuan kadarnya, 50 gram Kentang diekstraksi secara maserasi dengan 100 ml asam asetat 5 %, lalu ekstrak tersebut disaring untuk memisahkan serpihan sel. Kemudian dipanaskan sampai 700C dan ditambahkam amoniak pekat tetes demi tetes hingga pH 10. Ekstrak disentrifuse (lapisan bening dibuang). Endapan yang diperoleh dicuci dengan NH4OH 1 % dan disentrifuse lagi. Keringkan dan timbang solanin kotor yang diperoleh. Solanin kotor dimurnikan dengan melarutkannya ke dalam metanol mendidih, kemudian disaring dan dipekatkan sampai mengkristal.
Kadar solanin dalam kentang dapat ditentukan sebagai berikut :
Rendemen solanin dalam kentang =


Solanin dapat diperiksa dengan menggunakan KLT dengan eluen asam asetat –etanol (1:3) yang mempunyai Rf 46.Membuat plat KLT dengan ukuran 2 x 9 cm kemudian pada ujung atas dan bawah plat diberi tanda garis 1 cm dengan pensil . Mengambil sedikit solanin yang akan diperiksa dengan pipa kapiler yang dirincikan. Kemudian diteteskan pada bagian awal pengembangan.
Sementara itu eluen dimasukkan kedalam bejana pengembangan dan kemudian plat KLT yang telah ditetesi solanin, dimasukkan ke dalam bejana tersebut dalam posisis tegak. Biarkan eluen naik sampai batas akhir. Ambil palat dan biarkan eluen hilang dari plat dan masukkan plat KLT yang kering ke dalam gelas piala tertutup yang berisi kristal iod. Kemudian tentukan harga RF senyawa yang terpisah dalam plat KLT.

RF =
Kentang merupakan salah satu bahan alam yang biasa dikonsumsi oleh masyrakat dalam berbagai bentuk masalkan sesuai selera, kentang dapat disajikan dalam bentuk keripik, sup, maupun bentuk lainnya. Berbagai manfaat seperti sumber energi, dan dapat berfungsi memerangi berbagi penyakit tertentu. Hal tersebut karena kentang mengandung sejumlah komponen gizi seperti kalori, vitamin, mineral, lemak, kalsium, fosfor, besi dan berbagai vitamin yang diperlukan tubuh.
Akan tetapi jika kita mengkonsumsi kentang dalam jumlah berlebih maka tubuh kita akan merasa teracuni. Gejala ini ditandai dengan rasa mual, ingin muntah dan sakit perut. Gejala tersebut disebabkan oleh aktivitas senyawa solanin yang terdapat dalam kentang. Sebenarnya kandungan solanin dalan umbi kentang relatif lebih sedikit dibanding kandungan solanin pad kulit kentang (terutama pada kentang yang berwarna hijau).
Seperti telah kita ketahui bahwa solanin, merupakan salah satu senyawa kimia golongan alkaloid sesesungguhnya (sejati) yang terdapat pada bagian tumbuhan tertentu. Senyawa alkaloid yang sesungguhnya bersifat racun sehingga solanin dapat digolongkan sebagai senyawa beracun. Akan tetapi sifat racun tersebut apabila solanin berada dalam konsentrasi (kadar yang tinggi) dalam kentang.
Umumnya masyarakat tidak mengkonsumsi kentang yang berwarna hijau karena rasanya pahit , rasa pahit tersebut disebabkan karena adanya solanin dalam kadar yang cukup tinggi. Kentang yang dikonsumsi adalah kentang dengan kualitas dan kondisi yang baik, yaitu yang tidak berwarna hijau melainkan berwarna putih kuning- kuningan. Dengan demikian pada penelitian ini, kentang yang digunakan sebagai sampel untuk mengisolasi dang mengetahui kadar solanin adalah kentang yang di jual di pasaran.
Selain mengandung solanin, kentang juga mengandung sejumlah senyawa kimia lain dan juga air. Oleh karena itu, kadar air yang terkandung dalam kentang yang digunakan sebagai sampel ditentukan terlabih dahulu. Dalam penelitian ini, kadar air ditentukan dengan cara mengangin- anginkan kentang yang akan diisolasi kemudian ditimbang hingga diperoleh berat yang konstan. Perbandingan antara berat sampel setelah diangin- anginkan dengan berat sampel sebelum diangin- anginkan merupakan kadar air yang yang terkandung dalam kentang tersebut. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diketahiu bahwa kadar air dalam kentang yang digunakan sebagai sampel adalah .
Untuk mengisolasi solanin dalam kentang maka terlebih dahulu, dilakukan penghalusan terhadap sampel kentang. Dalam hal ini dilakukan proses pemarutan hingga diperoleh kentang yang luas permukaannya lebih besar sehingga lebih mudah dianalisis Dengan luas permukaan kentang yang lebih besar maka kentang dan pelarut yang digunakan untuk mengekstrak akan lebih tercampur dengan rata sehingga hasil ekstrak yang diperoleh lebih maksimal dan efisien.
Ekstraksi dlakukan secara maserasi selama sehari (24 jam ) dengan menggunakan pelarut berupa asam asetat 5 %. Dalam proses ini asam asetat akan mengekstrak dan memisahakan komponen senyawa kimia termasuk solanin dari serpihan sel. Ekstrak yang diperoleh berwana agak kunung kehijauan. Ini menunjukkan adanya solanin.
Melalui tahap- tahap selanjutnya akan endapan solanin. Untuk memurnikan endapan yang diperoleh, yang diduga masih mengandung air, kotoran atau senyawa lainnya maka endapan dilautkan kedalam metanol mendidih. Didalam metanol, solanin akan sedikit larut. Dengan penyaringan dan pemekatan akan diperoleh kristal solanin murni.
Selanjutnya kadar solanin, dalam kentang yang memiliki kadar air dapat ditentukan. Berdasarkan hasil percobaan, kadar solanin dalam umbi kentang dengan kadar air % adalah %. Angka teresbut menunjukkan bahwa kandungan solanin dalam kentang yang biasanya dikonsumsi dan di jual di pasaran relatif rendah dan tidak berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi tidak berlebih (sesuai kebutuhan).
Di dalam kentang juga terkandung senyawa- senyawa kimia lainnya, sehingga adanya solanin dalam kentang yang dianalisis perlu diperiksa. Pada percobaan ini, adanya solanin, diperikasa dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan menggunakan eluen berupa campuran asam asetat dan etanol dengan perbandingan 1 : 3. Didalam kentang terdapat solanin, yang ditunjukkan dengan nilai Rf yang hampir dengan nilai Rf solanin secara teoritis. Kadar solanin dalam umbi kentang dengan kadar air % adalah Angka tersebut menunjukkan bahwa kentang tersebut hanya mengandung solanin dalam jumlah yang keci dan itu berarti tidak bersifat racun sehingga layak dikonsumsi.

No comments: