Friday 15 March 2013

KENCUR SEBAGAI PENGGANTI OBAT BIUS ORGANIK, MUNGKINKAH????

KENCUR SEBAGAI PENGGANTI OBAT BIUS ORGANIK, MUNGKINKAH????



Kencur (kaempferia galanga) digolongkan sebagai tanaman jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan tidak berserat. Tumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan ( Thomas,1989). Kencur mempunyai nama sinonim Soncurus Rumph, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut East Indian galanggale, Pro hom di Thailand dan di Malaysia cekur. Dalam negeri (Indonesia ) kencur dikenal dengan nama bervariasi sesuai suku dan daerah . Nama – nama tersebut seperti; Ceuko (Aceh), Tekur (Gayo), Kencur (Melayu), Kaciwer (Batak Karo), Kopuh, Kopuk (Mentawai), Cakue (Minangkabau), Cokur (Lampung), Kencur (Jawa Tengah), Cikur (Sunda), Kencor, Cekor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur (Minahasa), Humapato, Humapete (Gorontalo), Bataka (Manado), Tukulo (Buol), Tadosi (Bari), Cakuru (Makasar), Leku bojas, Ceku (Bugis), Kuncur (Timor), Cakur, Cangkor, Asuli (Ambon), Souru (Haruku), Soulo (Nusa laut), Onegai (Buru), Bataka (Ternate), Cekur(Sasak), Cekir (Sumba), Sokus (Roti), Soku (Bima) (Thomas,1989). Masyarakat dunia meyakini bahwa kencur merupakan tumbuhan asli India. Namun sampai saat ini belum dapat diketahui sejak kapan kencur ini dibudidayakan. Pembudidayaan kencur diberbagai daerah sangat bervariasi. Di daerah Jawa, Sumatera, Sulawesi, Nusa tenggara, Bali dan Maluku kencur telah dibudidayakan sejak Nusantara belum dijajah. 1. Jenis Kencur Kencur termasuk dalam suku Zingiberaceae dengan nama ilmiah Kaempferia galanga L. Kencur mempunyai 2 jenis yang masih satu kerabat . kencur dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : a. Kaempferia galanga Merupakan terna tahunan, berbatang basal tidak begitu tinggi, lebih kurang 20 cm. Tumbuh dalam rumpun.Daun tunggal, berwarna hijau dengan pinggir merah kecoklatan bergelombang. Bentuk daun jorong lebar sampai bundar, panjang 7 - 15 cm, lebar 2 - 8 cm, ujung runcing, pangkai berlekuk, dan tepinya rata. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, sedangkan bagian bawah berbulu halus Tangkai daun pendek, berukuran 3-10 cm, pelepah terbenam dalam tanah, panjang 1,5 - 3,5 cm, berwarna putih. Bunga tunggal, bentuk terompet, panjang sekitar 2,5-5 cm. Benang sari panjang sekitar 4 mm, berwarna kuning. Putik berwarna putih atau putih keunguan.( Endarti,2003) b. Kaempferia rotunda Kaempferia rotunda oleh masyarakat jawa disebut temu kunci. Tanaman ini merupakan terna berbatang semu, perawakan tegak, tingginya sampai 0,65 m. memiliki jumlah daun antara 3-5 helai. Rimpangya pendek, bercabang, kokoh dan harum. Akarnya dagingnya dengan bentujk bulat telur memanjang atau seperti galah. Panjang akar sampai 5 cm. Daun lonjong sampai linset,10-30 cm x4-10 cm; panjang tangkai sampai 4 cm. Bunga berkelompok antara 4-16 buah, muncul di antara daun-daun yang mengecil Bunganya harum berwarna putih. Meskipun berbuah, tetapi jarang dijumpai (Afriatini, 2002). c. Kaempferia angustifolia Kunci pepet (Kaempferia angustifolia Roscoe) merupakan terma berbatang semu, tingginya antara 1,5-7 cm, dengan jumlah daun sekitar 2-3 helai. Rimpangnya pendek, bercabang, dan berbau harum. Akarnya mengembung seperti umbi, bentuknya bulat telur dengan panjang sekitar 1-2 cm x 8-22 mm. bunganya berwarna putih, tidak terlalu harum. Buah jarang terbentuk (Afriatini, 2002). Jika dilihat dari jenis daunya, kencur terbagi menjadi dua bagian yaitu kencur bedaun sempit dan berdaun lebar. Jenis kencur ini kultivarnnya dapat ditemukan di Jawa tengah yang dikenal, diantaranya kencur boro(daun lebar), kencur pare, kencur ketawang, kencur arjosari, dan kencur kopral. Di Cileungsi, kabupaten Bogor dikenal 3 kultivar, yaitu kencur bangkok, kencur bastar, dan kencur paris. Ketiganya dapat dibedakan dari sistem percabangan rimpang, ukuran, dan aroma. Kencur bangkok dan bastar memiliki rimpang beraroma kurang menyengat dan ukuran rimpangnya besar. Namun, rimpang kencur bangkok lebih besar dibandingdibanding dengan kencur bastar, yaitu 1,5-2 kali lebih besar dibanding kencur bastar. Kencur paris berimpang kecil bila diabanding dengan kedua kultivar tersebut tetapi, memiliki aroma yang paling kuat. 2.


Habitat dan persebaran kencur Tumbuh liar di tepi-tepi kebun, namun sekarang sudah banyak yang dibudidayakan, bahkan secara monokultur. Tumbuh subur di daerah tropis, di daerah yang banyak turun hujan, di dataran rendah sampai pegunungan. Tumbuh subur pada tanah yang berwarna hitam dan berpasir, di tempat yang sedikit terlindung. Banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di pulau Jawa. Selain itu juga banyak ditanam di India, Malaysia, Taiwan, dan China(Thomas,1989). 3.

Pertumbuhan kencur Kencur dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan sampai ketinggian sekitar 1000 dpl. Namun, tempat yang paling sesuai adalah di dataran rendah di bawah ketinggian tersebut. Sentra penghasil kencur di kabupaten Bogor berda pada ketinggian 76-100 dpl. Dan kabupaten Boyolali beradapada ketinggian sekitar 150 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata tiap tahun yang dibutuhkan oleh tanaman kencur antara 3.000-4000 mm pada daerah yang curah hujannya cukup tinggi, tanaman mudah diserang busuk rimpang. Lingkungan serti itu sangat mendukung tumbuhnya jamur Pytium sp. Yang menyerang rimpang. Kencur umumnya menyukai tanah kering seperti tegalan, ladang bekas sawah, pekarangan ataupun kebun. Kencur dapat tumbuh pad berbagai ragam jenis tanah seperti tanah vertisol berat, latosol, grumosol, dan andosol. Namun, kencur tidak dapat ditanam pada tanah yang memiliki kadar keasaman yang cukup tinggi (Afriatini, 2002). Penyinaran matahari penuh sangat diperlukan untuk pembentukan umbinya. Meskipun demikian, kencur masih dapat menghasilkan rimpang cukup baik di tempat yang agak terlindung. Misalnya saja ditanam secara tumpang sari dengan tanaman palawija ataupun tanaman keras yang kanopinya tidak terlalu rimbun. Di Cileungsi, kencur di tanam secara monokultur atau ditumpangsarikan dengan palawija seperti, jagung, cabai, mentimun, kunyit, atau loas.

Kencur yang tanam di bawah naungan pohon yang cukup rimbun perkembangan rimpangnya kurang sempurna, sehingga rimpang yang dihasilkan ukurannya menjadi kecil-kecil. Namun, penanaman kencur di tempat terlindung bisa dilakukan apabila yang akan dimanfaatkan adalah daunnya. Di tempat yang demikian, pohon menghasilkan daun yang lebar dan bertekstur lembut. Selain dijadikan apotik hidup atau dapur hidup, kencur juaga dapat ditanam di pot sehingga berfungsi sebagai tanaman hias karena memiliki perawakan yang menarik dengan bunga yang indah. Di tempat yang persyaratan tumbuhnya terpenuhi, kencur dapat menghasilkan rimpang yang baik, rumpun cepat terbentuk, dan berukuran besar sehingga hasil produksi per satuan luasnya cukup tinggi (Afriatini, 2002) 4. Klasifikasi kencur Kencur dalam klasifikasi dengan menggunakan sistem Lineous carolus dalam suku Zingiberaceae, dengan klasifikasi lengkap sebagai berikut : a. Kingdom : Plantae b. Divisi : Magnoliopsida c. Kelas : Liliopsida d. Sub kelas : zingiberidae e. Bangsa : Zingiberaceae f. Ordo : Kaempferia g. Spesies : Galanga 5. Kandungan senyawa kimia dalam kencur Rimpang kencur mengandung saponin, flavonoida dan senyawa-senyawa polifenol, di samping minyak atsiri (2,4 - 3,9 %) yang mengandung sineol, borneol, kamfer, etil alkohol, asam metil- kaneelat, etil para metoksi sinamat, para neumarin, asam, anisik, alkaloid, gom, mineral dan senyawa-senyawa pentadekan serta pati(Thomas,1989). Dari laporan ilmiah lainnya yaitu Limfeng (1993) bahwa guangzou berhasil mendeteksi 11 senyawa kimia dalam rimpang kencur yaitu terdiri dari carene (0,63%), sineol (0,88%), bromeol (1,04%), (-) terpineol (0,10%), m- anisal dehid (0,74%), a-metio (2,61%), etil sinamat(13,24%), pentadekane(21,61%), kandinene (0,22%), etil cis p-metoksi sinamat (3,61%), etil trans p-metoksi sinamat (49,52%). 6.

Manfaat kencur dalam masyarakat Sri Endarti Rahayu menyatakan bahwa kencur sering digunakan sebagai obat tradisional dalam masyarakat. Rimpang digunakan sebagai obat gosok pada bengkak yang disebabkan oleh terkilir (keseleo) atau terpukul benda tumpul, serta untuk encok atau rematik. Selain itu juga digunakan untuk mengobati masuk angin (sebagai flatulens), radang lambung, kejang perut, mual, diare, penawar racun, serta sebagai obat batuk. Juga dipakai untuk mengobati infeksi telinga, sakit kulit, bisul, dan sebagai roboransia. Kencur kadang-kadang juga dipakai sebagai bioinsektisida. Dewasa ini minat masyarakat untuk memanfaatkan kembali kekayaan alam, yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti telah lam dilakukan nenek moyang pada zaman lampau semakin meluas. Para ahli terus mengadakan penelitian dan pengujian terhadap sejumlah tumbuhan tertentu yang mempunyai khasiat untuk pengobatan, baik di dalam maupun di luar negeri. Beberapa contoh penggunaan, khasiat dan pemanfaatan kencur sebagai obat tradisional yang ditulis oleh Thomas A.N.S dalam bukunya yang berjudul” Tanaman obat Tradisional”.

Khasiat dan manfaat kencur untuk pengobatan sebagai berikut: Radang lambung mengunakan bahan sebagai 2 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat ramuan tersebut kencur dikupas dan dikunyah. Cara menggunakan ramuan tersebut yaitu ditelan airnya, ampasnya dibuang, kemudian minum satu gelas air putih, dan diulangi hingga sembuh. Radang anak telinga dapat menggunakan bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan ½ biji buah pala. Cara membuat kedua bahan tersebut ditumbuk halus dan diberi 2sendok air hangat. Cara menggunakanya adalah dioleskan di sekitar hidung dan telinga. Influenza pada bayi dapat menggunakan ramuan ini dengan bahan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan 2 lembar daun kemukus. Cara membuat ramuannya dengan mencampur kedua bahan tersebut, ditumbuk halus dan ditambahkan beberapa sendok air hangat. Cara menggunakan ramuan ini adalah dioleskan di sekitar hidung. Masuk angin menggunakan bahan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Cara membuatnya yaitu kencur dikupas hingga bersih. Cara menggunakan ramuan ini kencur dimakan dengan garam secukupnya, kemudian minum satu gelas air putih, dan dapat diulangi 2 kali sehari. Sakit kepala dengan bahan 2 -4 lembar daun kencur, daun kencur ditumbuk sampai halus, dioleskan pada dahi sebagai kompres atau pilis. Batuk menggunakan bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya; kencur diparut, kemudian ditambah 1 cangkir air hangat, diperas dan disaring; ditambah garam dan diminum secukupnya. Diare bahan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya; kencur diparut, kemudian ditambah garam dan dioleskan pada perut sebagai bedak. Menghilangkan darah kotor menggunakan 4 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 biji cengkeh kering, 2 lembar daun trenguli, dan adas pulawaras secukupnya. semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring; dan diminum 2 kali sehari.. Memperlancar haid menggunakan 2 rimpang kencur sebesar ibu jari 2 biji cengkeh kering, 2 lembar daun trenguli, dan adas pulawaras secukupnya. Kencur dicincang, kemudian dicampur dengan bahan lain dan direbus bersama dengan 3 gelas airsamapi mendidih hingga air yang tersisa tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Setelah ramuan tersebut siap diminum 2 kali sehari 2 cangkir. Mata pegal dapat diobati dengan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari. Cara membuat ramuanya kencur dibelah menjadi 2 bagian. . Kemudian permukaan yang masih basah dipakai untuk menggosok pelupuk mata. Keseleo bahan rimpang kencur sebesar ibu jari dan garam secukupnya. Kedua bahan tersebut dipipis dan diberi air secukupnya. Kemudian dioleskan / digosokan pada bagian yang keseleo sebagai bedak. Menghilangkan lelah dapat diobati dengan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, 2 sendok beras yang digoreng tanpa minyak (sangan) dan 1 buah cabai merah. Semua bahan direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring. Setelah ramuan siap, diminum sekaligus dan diulangi sampai sembuh.untuk seorang pria dapat ditambah 1potong lengkuas dan tepung lada secukupnya. Melangsingkan tubuh dapat menggunakan 1 rimpang kencur, 1 sendok tepung beras basah, 1 potong gula kelapa/ aren. Cara membuat ramuan tersebut semua bahan tersebut disedu dengan 1 gelas air panas dan disaring. Cara menggunakan ramuan ini adalah diminum dan diulangi secara teratur 3 kali sehari. Pegel linu dapat diartikan sebagai rasa nyeri. Nyeri selalu menyertai setiap penyakit sehingga penderita merasa tertekan, tak berdaya dan selalu ingin bebas dari-nya. Nyeri yang tidak dapat dihindari oleh kaum wanita adalah saat melahirkan. Pada saat persalianan seorang ibu memiliki berbaia macam nyeri seperti; nyeri bedah, nyeri bersalin, nyeri paska bedah 24 jam pertama dan 24 jam kedua. Nyeri dapat diakibatkan karena kelelahan, kurang tidur, sering menempuh perjalanan jauh malam hari, dan nyeri akibat pengaruh dari sakit yang lain. Nyeri yang diakibatkan karena habit atau pola hidup dapat dikurangi dengan merubah pola hidup itu sendiri. Sedangkan nyeri yang diakibatkan penyakit lain relatif lebih sukar penanganannya. Hal ini terjadi karena sebelum penyakit utama sembuh total , maka rasa nyeri hanya dapat tidak dirasakan sementara. Oleh karena itu dalam mengatasi rasa nyeri masih perlu dilakukan penangan yang lebih intensif, karena rasa nyeri tidak dapat di hindari oleh setiap orang yang sakit. Bila kita memberikan obat analgetika, maka efeknya dalah hilang rasa nyeri. Tetapai bagaimana kerjanya pada taraf molekuler hingga saat ini masih simpang siur. Secara umumkita dapat menggambarkan mekanisme kerja obat dan efeknya dalam bagan sebagai berikut : O + R OR EFEK Dalam bagan terlihat bahwa yang dimaksud dengan mekanisme kerja obat adalah penggabungan molekul obat (O) dengan Reseptor (R) atau zat reseptif. Bila resptor itu berupa enzim maka hasilnya dapat berupa hambatan atau rangsangan terhandap enzim tersebut. Setelah kompleks obat- reptor terbentuk, kemungkinan besar akan terjadi reaksi rantai lebih lanjut. Namun yang dapat diobservasi hanyalah timbulnya fungsi organ tertentu akibat efek obat (Notoafiah, tanpa tahun). Reseptor obat adalah makro molekul yang bergabung dengan obat. Penggabungan ini merupakan reaksi permulaan dari suatu rangkaian reaksi, yang akhirnya menimbulkan efek. Dengan pedoman bahwa semua obat harus bergabung dengan suatu reseptor dulu maka berbagai fenomena efek obat, misalnya hubungan antara dosis dengan efek obat, hubungan waktu dan efek obat, akan lebih mudah dimengerti. Reseptor obat pada umumnya merupakan molekul enzim atau komponen fungsional dari sel yang terletak pada membrane sel, di dalam sel atau di luar sel. Bila obat yang kita suntikan adalah analgesic lokal maka obat in akan bekerja pada membran akson dari saraf. Efek utamanya adalah mencegah masuknya ion Na+ melalui membran dan ke dalam saraf dan mencegah ion K+ ke luar dari saraf sehingga proses depolarisasi dihambat dan hantaran rangsangan dihambat pula. Hal ini merupakan proses depolarisasi (Notoafiah, tanpa tahun). Lapisan myelin saraf yang bermielin akan membatasi obat analgesic mencapai membrane saraf kecuali pada nodus ranvier. Sebab itu diperlukan konsentrasi obat yang lebih besar untuk memblok syaraf yang bermialin. Selain itu untuk menghambat hantaran saraf agar blok menjadi sempurna, analgesic lokal harus paling sedikit meliputi 2 atau 3 nodus yang berdekatan atau sekurang-kurangnya paling sedikit 8-10 mm panjang saraf. Bila konsentrasi kurang maka akan terjadi blok saraf yang tidak sempurna, karena rangsang dapat melompati 2-3 nodus yang sudah diblok (Notoafiah, tanpa tahun). Pada analgesia epidural obat analgesia lokal mula-mula akan menghambat saraf C, lalu A delta, A gamma, A beta, dan A alfa. Secara berturut-turut dan memulih secara sebaliknya. Selain serabut nyeri terblok, serabut simpatis, fungsi sensasi dan fungsi motor ikut terblok. Bila kita suntikkan obat analgesic ke dalam rongga epidural memungkinkan keja obat tersebut adalah; 1. Obat berdifusi menembus dura, subaraknoid dan menimbulkan analgesia spinal murni kemudian obat bekerja pada akar dorsal dan reseptor. 2. obat berdifusi dari rongga epidural melalui foramina formina intervertebalis dan menyebabkan blok saraf di rongga varavertebral. Berikut ini adalah skema terjadinya analgesia pada analgesia epidural SUNTIKAN EPIDURAL Penyebaran longitudinal dalam rongga epidural Kebocoran melalui foramen Kebocoran lewat adsorbsi Intervertebral Vaskular Dural Cuff Perinerium Penyebaran subdural penyebaran sub-pial Cairan Akar dorsal akar saraf dan Cairan Serebropinalis ganglion traktus spinalis serebrospinalis Dari penelitian terdahulu telah dibuktikan bahwa rimpang kencur memberikan efek analgesik. Dan berhasil diisolasi Etil para metoksi sinamat yang merupakan komponen terbanyak dalam bentuk bebas, maka dilakukan uji efek analgesik dari kristal tersebut pada binatang percobaan mencit dengan metode geliat. Induksi nyeri yang digunakan adalah Asam asetat kadar 0,75% dengan dosis 10 ml/kg bb. Yang diberikan secara intra peritonial, pembanding digunakan suspensi Asetosal 59 mg/kg bb. dan kontrol adalah larutan Tilose 0,5%. Sediaan Etil para metoksi sinamat yang digunakan adalah dosis 25 mg/kg bb.50 mg/kg bb. dan 100 mg/kg bb. pemberian secara oral dengan dosis 20 ml/kg bb. Kristal Etil para metoksi sinamat hasil isolasi dilakukan identifikasi yaitu meliputi organoleptis, titik leleh, spektrum ultra violet, spektrumm infra merah. Dari hasil identifikasi dibuktikan bahwa kristal yang didapat adalah Etil para metoksi sinamat. Data yang diperoleh dari uji efek analgesik diolah dengan menggunakan metode % perlindungan, membandingkan efek analgesik dengan efek analgesik asetosal, kontrol, dan dengan statistik (ANAVA sederhana dan HSD) dengan aras keberartian 0,01. Adapun rumus struktur Etil metoksi para sianamat adalah sebagai berikut : Asam sinamat di Alam biasanya dalam 2 bentuk yaitu dalam bentuk cis dan trans. Asam sinamat dalam bentuk trans mempunyai titik leleh 1330 C sedangkan dalam bentuk cis mempunyai titik leleh 68 0 C.

1 comment:

Unknown said...

Bagi yang ingin berbagi dengan penulis dapat menghubungi Via HP : 085280085937 atau email: ijan_kim03@yahoo.co.id